Serang - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Aan Muawanah mengatakan, permasalahan gizi sangat erat kaitannya dengan pangan yang dikonsumsi, sehingga diperlukannya asupan pangan yang cukup untuk dapat menyelesaikan permasalahan gizi.
"Gizi sangat erat kaitannya dengan pangan yang dikonsumsi, program penganekaragaman konsumsi pangan yang di dalamnya bagaimana mengkonsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman diedukasikan, dipromosikan kepada semua unsur lapisan masyarakat mulai dari anak sekolah, ibu-ibu PKK, masyarakat umumnya dan komunitas-komunitas lain, " jelas Aan Muawanah dalam Peringatan hari Gizi Nasional ke-62 bersama DPD Perstuan Ahli Gizi (Persagi) Provinsi Banten di Pasar Tani Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Jumat (4/2/2022).
Dikatakan, terdapat beberapa program yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi asupan gizi bagi keluarganya maupun masyarakat sekitar. Diantaranya melalui program pemanfaatan lahan pekarangan, yakni pekarangan pangan lestari (P2L) sehingga bagaimana dapat memanfaatkan lahan pekarangan.
"Selain itu juga mempersiapkan santri-santri di pondok pesantren untuk memahami dan terampil dalam budidaya tanaman terutama sayuran, " katanya.
Selain itu, lanjut Aan Muawanah, perlunya dilakukan intervensi secara langsung kepada daerah-daerah yang terdapat penderita stunting, sehingga dapat dilakukan pencegahan kepada generasi berikutnya.
"Penekanan angka stunting melalui intervensi bantuan pangan bergizi, beras berfortifikasi dan program pemanfaatan lahan pekarangan dalam bentuk bantuan bibit tanaman sayuran beserta sarananya, " imbuhnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga ikut serta terus berupaya dalam menekan angka stunting dan obesitas di Provinsi Banten, diantaranya dengan memberikan edukasi dan konsultasi oleh ahli-ahli gizi yang ada di Dinas Ketahanan Pangan.
Sedangkan, terkait indeks ketahanan pangan di Provinsi Banten baik secara nasional, neraca antara ketersediaan dan kebutuhan relatif stabil, meskipun untuk beberapa komoditas masih didatangkan dari provinsi lain namun hal tersebut tidak terkendala.
"Harga komoditas strategis pangan juga relatif stabil, andaipun ada kenaikan harga itu masih dalam kondisi terjangkau daya belinya oleh masyarakat, beras juga harga dan stoknya mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Banten, dan surplus, " jelasnya.
Sementara, Ketua DPD PERSAGI Provinsi Banten, Tiara Lutfi menuturkan, terjadinya stunting lantaran terdapat beberapa faktor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan permasalahan gizi pada balita baik itu stunting maupun kekurangan gizi yang menjadi penyebab langsung diantaranya kurangnya asupan makanan yang bergizi dan penyakit infeksi.
"Penyebab tidak langsung, karena pola asuh, kemudian faktor yang mendasar ada faktor ekonomi, ketidaktahuan keluarga menyediakan pangan yang beragam bergizi berimbang, kemudian juga akses ke pelayanan kesehatan yang rendah itu juga menjadi salah satu faktor, ketersediaan pangan, kebersihan itu menjadi faktor tidak langsung terjadinya stunting dan obesitas, " tuturnya.
Untuk menekan angka stunting dan obesitas, pihaknya mengajak semua sektor baik Pemerintah dan non-Pemerintah serta semua lini untuk bekerjasama bagaimana dapat mencegah stunting dengan membuat masyarakat di Provinsi Banten menjadi keluarga yang sadar gizi.
"Sadar gizi adalah dimana seorang ibu yang menjadi peran penting bisa mengenal dan mencegah permasalahan gizi di anggota keluarganya, saya yakin dengan terbentuknya keluarga yang sadar gizi dengan upaya perbaikannya gizi keluar permasalahan gizi di Provinsi Banten khususnya bisa terselesaikan. Dan ini tidak bisa salah satu institusi saja yang bekerja tapi ini harus semua bekerjasama dalam mewujudkan keluarga sadar gizi sehingga permasalahan gizi baik obesitas dan stunting dicegah dan tertanggulangi, " tandasnya.
Sebagai informasi, dalam Peringatan Hari Gizi Nasional ke 62 tahun dengan mengusung tema Bersama-sama Aksi Cegah Stunting dan Obesitas ini, Pemprov Banten bersama dengan DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Provinsi Banten menggelar kegiatan pelayanan gizi yang meliputi dari pemeriksaan gizi, pemeriksaan penyakit tidak menular dan konsultasi gizi.